Contoh Esai - Kemiskinan dan Merosotnya Karakter Bangsa Indonesia

    Kemiskinan adalah masalah kemanusiaan global dan tetap menjadi isu utama di seluruh dunia. Kemiskinan tidak hanya bersifat laten dan nyata, tetapi juga merupakan penyakit sosial ekonomi yang tidak hanya dialami oleh negara berkembang, tetapi juga oleh negara maju seperti Inggris dan Amerika Serikat.

    Kemiskinan juga merupakan salah satu masalah yang dihadapi pemerintah Indonesia, hari ini pemerintah tidak bisa menangani atau untuk memecahkan masalah. Situasi kemiskinan di Indonesia semakin parah karena krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1998. Di Indonesia, kemiskinan meningkat pesat dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin di masa lalu terus menurun.

    Menurut Wikipedia bahasa Indonesia, kemiskinan adalah suatu keadaan dimana kebutuhan dasar seperti pangan, sandang, papan, pendidikan dan kesehatan tidak dapat terpenuhi. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kurangnya sumber daya untuk memenuhi kebutuhan dasar, atau kesulitan dalam pendidikan dan pekerjaan. Masalah kemiskinan merupakan masalah yang kompleks dan global. Di Indonesia, masalah kemiskinan seakan tidak pernah ada habisnya. Pengemis dan tuna wisma masih banyak kita jumpai tidak hanya di pedesaan tetapi juga di kota-kota besar seperti Jakarta, pemandangan seperti itu menjadi tontonan setiap hari.

    Tak hanya kekurangan bahan – bahan pokok, kemiskinan juga mencakup kekurangan kebutuhan material, biasanya meliputi kebutuhan sehari-hari berupa pangan, sandang, perumahan dan pelayanan kesehatan. Dalam pengertian ini, kemiskinan dipahami sebagai situasi kelangkaan barang dan jasa dasar. Kemudian kekurangan kebutuhan sosial, termasuk isolasi sosial, ketergantungan dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Termasuk edukasi dan informasi. Eksklusi sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan karena melibatkan masalah politik dan moral dan tidak terbatas pada bidang ekonomi. Yang terakhir, kurangnya pendapatan dan aset yang memadai. arti "cukup" disini sangat bervariasi antara sektor politik dan ekonomi di seluruh dunia.

    Banyak faktor – faktor yang mempengaruhi kemiskinan, kebanyakan berasal dari tingginya angka kriminalitas dan angka pengangguran. Saat ini tindakan kriminal seperti hal-hal yang telah dilakukan umum terjadi di masyarakat ketika seseorang tidak lagi harus berpikir jauh sebelum bertindak kejahatan dan pelakunya tidak lagi memikirkan akibat dari perbuatannya sehingga para pelaku tidak segan-segan mencelakai korban bahkan membunuhnya.

    Upaya untuk mengurangi angka pengangguran dan angka kemiskinan adalah sama. Berarti. secara teori, jika orang tidak menganggur, itu berarti mereka punya pekerjaan dan pendapatan, dan pendapatan yang diperoleh yang ditunjuk diharapkan kebutuhan hidup. Ketika kebutuhan hidup terpenuhi, tidak ada kemiskinan. Itulah yang dikatakan ketika tingkat pengangguran rendah (kesempatan kerja tinggi), tingkat kemiskinan juga rendah.

    Pembangunan bangsa Indonesia ke depan sangat tergantung pada kualitas sumber daya manusia Indonesia yang sehat jasmani dan rohani serta memiliki keterampilan dan keahlian kerja untuk mewujudkan pekerjaan dan penghasilan yang stabil dan layak bagi keluarga yang terkena dampak. mampu memenuhi kebutuhan hidup, kesehatan dan pendidikan anggota keluarga. Pengangguran di Indonesia antara lain disebabkan oleh jumlah lapangan kerja yang lebih sedikit daripada pencari kerja. Kualifikasi pencari kerja juga tidak sesuai dengan pasar tenaga kerja.

    Upaya – upaya yang dapat dilakukan untuk mennaggulangi kemiskinan di Indonesia salah satunya dengan mengadakan subsidi. Subsidi yang diberikan pemerintah kepada orang miskin agaknya kurang tepat sasaran. Contoh nyata adalah subsidi gas LPG. Meskipun telah ditetapkan bahwa rakyat menengah keatas menggunakan LPG yang tidak bersubsidi namun di dalam parktiknya LPG bersubsidi justru menjadi konsumsi masyarakat segala kasta. Hal serupa juga terjadi pada BBM, listrik dan pajak. Masalah listrik seringkali terjadi pada pengusaha kelas menengah yang masih menggunakan tarif listrik bersubsidi. Sedangkan pajak terjadi penyimpangan pengakuan harta benda yang dimilki sehingga pajak yang dibayarkan tidak sesuai dengan kekayaan yang dimilki. Dengan adanya ketidak tepatan sasaran subsidi dan masyarakat kelas menengah ke atas yang tidak jujur, pemerataan pendapatan justru tidak akan tercapai.

    Untuk mencegah hal tersebut terus berlanjut, perlu digalakkan upaya konsensus dengan cermat dan teliti. Pendataan secara rinci sampai ke aset pribadi diperlukan supaya subsidi dapat tersampaikan secara merata.

    Tingginya angka kemiskinan juga berkaitan dengan merosotnya karakter bangsa. Sering kali kemiskinan dijadikan alasan untuk seseorang melakukan tindakan yang melanggar moral dan hukum. Seperti contohnya pencurian di ruko saat malam hari, tak jarang pelaku pencurian berdalih karena masalah ekonomi yang memaksanya melakukan tindak kriminal. Contoh lain adalah tingginya jumlah pengemis di kota kota besar. Oknum yang sudah terbiasa mendapat penghasilan dari meminta sumbangan orang sekitar menjadi sungkan untuk mencari pekerjaan. Bahkan ironisnya, hobi mengemis ini menurun ke anak cucunya. Desa Panyindangan di Kabupaten Indramayu, Kampung Pengemis di Pamekasan, Madura. Desa Pragaan Daya di Kabupaten Sumenep. Desa Grinting di Kabupaten Brebes merupakan beberapa contoh daerah yang masyarakatnya terkenal hidup dari belas kasih orang lain.

    Merosotnya karakter bangsa ini harus segera ditindaklanjuti. Kita sebagai bangsa yang merdeka harus bangkit dari keterpurukan karakter saat ini. Apa kata para pejuang bangsa yang telah berjuang mati-matian memerdekakan negara ini ketika melihat generasi penerusnya menjadi pengemis untuk bertahan hidup? Padahal, mereka bisa saja mencari pekerjaan yang layak untuk mengganti profesi mereka.

    Penanaman orientasi masa depan sudah sepatutnya digalakkan sejak dini. Hal ini bertujuan untuk menekan angka kemiskinan dan menjaga karakter bangsa seperti pada semestinya. Dengan karakter yang kuat, generasi muda pastinya dapat memperoleh masa depan yang gemilang. Hal itu juga akan berpengaruh pada perekonomian bangsa. Semakin banyak genersi muda yang sukses di bidangnya masing-masing, semakin rendah angka kemiskinan di Indonesia. Kemiskinan bukanlah takdir, kemiskinan adalah perwujudan dari kemalasan. Karena memang pada dasarnya, semua hal yang ada dalam dunia ini saling terikat satu sama lain.Tentu saja, hal itu tidak bisa tercapai tanpa dimulai dari diri sendiri.
Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url